Ada anak hamil di sekolah?

Thursday, January 15, 2009

Membaca postingannya fenty ttg tetangganya yg MBA, padahal baru umur 17 (cewenya) dan 16 (cowonya), dan dikeluarkan dari sekolahnya, mau nggak mau mengungkit lagi pikiran lama ttg "ketidak-adilan" sekolah pada anak2 tsb.

Memang sih, aku juga ga setuju ttg anak2 yang hamil sebelum menikah (bahkan sebelum lulus sekolah !!) itu. Tapi kenapa sanksinya tidak mendidik seperti itu?


Tidak mendidik? tanyamu. Itu kan udah hukuman berat? Dikeluarkan dari sekolah?


Nggak, kataku. Itu hukuman yg tidak mendidik dan ringan ! Itu cuma cara sekolah menjaga mukanya aja. Lagian juga nggak ada efek jera dari hukuman itu.


Ringan dan tidak mendidik karena kalo dikeluarkan dr sekolah, toh gampang aja cari sekolah baru. Gampang aja memulai lembaran baru di sekolah baru. Toh temen2 baru, guru2 baru, tidak ada yg tau. Bisa saja berikutnya dia mengulangi perbuatannya itu lagi, malah (amit2) merasa lebih gampang dan berpengalaman; kalo hamil, aborsi aja daripada repot2..

Belom lagi, dari sisi si murid, mereka seharusnya berhak mendapatkan pendidikan walopun sedang hamil (utk yg perempuan), tapi kebanyakan katanya bakalan males sekolah lagi krn sdh kerepotan mengurus bayinya. Kalo gitu kasihan kan, masa depan berantakan.


Menurutku sih seharusnya mereka ga usah dikeluarkan dari sekolah. Tetap aja sekolah. Dng gitu hak utk mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi. Sementara, dari lingkungan sekolah mereka bakalan mendapat sanksi moral, ya digosipin, di pandang sebelah mata dll. Kejam memang, tapi ya itu rasanya bakal jadi hukuman yg setimpal. Dengan gitu malah akan ada efek jera bagi murid2 lainnya untuk tidak mengulangi hal yang sama.

Apakah ada kemungkinan murid lainnya tidak terpengaruh / cuek dng adanya murid hamil gitu? Lha yg di film Juno (baca: amrik yg udah sangat permisif) aja mereka masih rikuh pada anak hamil yg sekolah, apalagi di Indonesia bukan?
pic: from npr.org, Juno

5 comments:

Anonymous said...

ya tentu saja sekolahan perlu dan mesti njaga reputasinya. tahun depan mana mau orang tua nyekolahkan anaknya disitu kalo denger murid situ hamil. pandangan orang kan jadi nggak bener pendidikan disitu.

urusan si hamil merasa berhak mendapatkan pendidikan ya silahkan cari pendidikan di sekolahan lain yg mau nerima.

Fifa said...

gimana kalo melihat dari sisi lain, bahwa sekolah yg mau seperti itu (spt pendapatku) adl sekolah yg ga cuma peduli reputasi, tapi juga peduli pada murid2nya (ya selain si hamil tetap belajar, juga sbg pendidikan emosional, seksual dll buat lainnya). Tapi ya memang it will take aLOT of effort and branding hehe

Ms Mushroom said...

mungkin dibuat sekolah khusus anak pindahan karena hamil, jadi inget nama rumah sakit bersalin di Malaysia, gimana kalo sekolahnya dikasih judul, "Sekolah korban lelaki" hehehehehehe

Fifa said...

kayaknya ada sih sekolah kayak gitu di'sono', jadi sekolah buat para ibu muda itu sampe anaknya dilahirkan, cuma habis itu biasanya anaknya utk adopsi.. tapi kalo kayak gitu, efek jera bagi lainnya mana?

Anonymous said...

Memang agak dilema sih, disisi lain mereka masih berhak untuk dapat pendidikan yang layak, tapi disisi lain memang itu merupakan contoh yang buruk sekali buat murid - murid yang lainnya.

Mungkin yang penting itu di sekolah harus diberikan Sex Education, akibat - akibatnya apa saja, tentang reproduksi dan lain - lain, sehingga murid - murid mengerti sebab dan akibatnya, resiko yang aka dihadapi seperti apa. Karena sepertinya di Indonesia masih kurang sekali untuk Sex Educationnya.