Stop Merokok !

Sunday, January 25, 2009

Tadi pagi baca koran ttg hasil sidang Ijtima MUI, menghasilkan keputusan yg sudah ditunggu2 oleh banyak pihak di Indonesia: fatwa halal-haramkah merokok itu.

Hasilnya seperti saya kutip dari www.kompas.com adalah : dikhususkan haram hukumnya merokok untuk ibu-ibu hamil, anak-anak, di tempat umum, dan pengurus MUI.

Keputusan ini kok sepertinya nanggung amat, krn secara akal sehat, common sense saja, anak anak, remaja dan ibu hamil memang TIDAK BOLEH merokok. Juga, jadi perokok pasif (cuma menghirup asapnya) lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Padahal, kalau anak anak / remaja, mereka biasanya pertama2 cuma mencontoh lingkungannya, dalam lingkup yang lebih kecil adalah keluarga intinya. Dan pada umumnya, hal itu karena ada orang dewasa yg merokok dlm keluarga tersebut.

Jadi apa gunanya, dikeluarkan fatwa bahwa anak2 dan remaja haram merokok sementara orang dewasa (dan Ulama non-pengurus MUI hehehe) tetap saja merokok? Dalam ilmu parenting, cara melarang itu tidak efektif, akan lebih baik sebelum melarang berikanlah contoh yang baik terlebih dahulu

Bila dilihat kerugian yg ditimbulkan oleh merokok, jelas merugikan sekali. Tidak perlu aku daftar disini. Cuma yg aku lihat di pinggir jalan, banyak orang dewasa yg sudah begitu kecanduannya merokok, mampu beli sebungkus rokok (atau katakanlah 3 batang rokok) sehari, sementara anaknya dibiarkan makan nasi dan krupuk saja. FYI, sebatang rokok bisa untuk membeli sebutir telur, yg tentu akan jauh lebih bergizi daripada krupuk bagi anaknya.

Kalau alasan pertimbangan hajat hidup orang banyak, memang sih ini seperti makan buah simalakama. Satu sisi rokok amat merugikan kesehatan, tidak berguna (sama kayak bakar duit), sisi lain industri rokok adalah tempat banyak orang mencari pendapatan.

Tapi menurut saya masih banyak cara lain yang halal juga lebih bermanfaat dlm mencari pendapatan daripada bekerja di tempat pembuatan barang yg merusak kesehatan. Apalagi, setelah dikeluarkan fatwa haram tsb, logikanya yg bikin rokok brarti memproduksi barang haram dong.. duitnya jadi duit haram, tapi haram sebagian? nanti alasannya krn "rokok pabrikku nggak buat anak2 kok, dsb2" Gimana ngitungnya tuh? wah jadi mbulet.. hahaha

What do you think?

*btw, image diatas berasal dari Gulf Promoaction DDB, Dubai utk tema Second Hand Smoking / perokok pasif*

6 comments:

Anonymous said...

iyo eee... fatwa yg nanggung, kalo memang rokok itu buruk, kenapa nggak difatwakan haram aja secara total? kesannya kok MUI kurang punya nyali buat ngerilis fatwa ini hihihi :D

tapi yg namanya fatwa itu juga nggak punya kekuatan hukum sih di wilayah nusantara. sifatnya sekedar himbauan/anjuran. kalo besok keluar undang-undang rokok haram buat anak kecil, halal buat dewasa, naaahhh... pasti lebih ribut :p

eh satu lagi, yoga = haram! what??

Fifa said...

yoga kalo pake oom shanti2 gitu kali ya

dadan said...

memang sulit, apalagi bila (seandainya industri rokok mengamini dan kemudian tutup) akan muncul sangat banyak sekali masalah sosial : pengangguran, kejahatan, dll (apalagi di negeri dengan budaya ambtenaar seperti bumi pertiwi ini).

tak heran MUI dilematis dalam memberikan fatwa.

saranku, mending MUI konsen ke hal2 lain yang lebih urgent deh. Nanti bila struktur ekonomi dan paradigma ambtenaar udah ilang dari negeri ini, mungkin fatwa haram itu make sense (dilihat dari limpahan tenaga kerja).

untuk alasan kesehatan, lebih baik serahkan ke perda saja. disana lebih make sense.

saat ini lebih baik rokok dibiarkan dulu dalam status hukum makruh.

Anonymous said...

Kalo fatwa haram berlaku untuk semua orang ya jelas gak bisa.... karena faktanya merokok itu masuk dalam hukum makruh (boleh lakukan gpp, ditinggalkan berpahala).
Fatwa haram utk anak-anak dah ibu hamil sudah tepat untuk difatwakan.

Anonymous said...

Salam kenal yaaa...
Iya nih,, orang ngerokok kadang bikin sesek... mau negur takut tersinggung, tapi ndak ditegur bikin kita jadi gak nyaman, emang jatuhnya kadang yang pasif cenderung ngalah,,, :)

darylnet said...

hai..ini aku widya di plurk
aku juga paling sebel ama perokok krn cuman aku yg gak ngerokok mulai papa, bapak & ibu mertua,suami semuanya merokok...giliran diingetin ada aja alesannya yg dah mulai ngurangin, ganti merk yg lebih ringan dll..tp sekarang udah perotol satu persatu mulai papa yg kena vertigo, bpk mertua kena sakit jantung, ibu mertua kena radang paru..akhirnya mereka smua berhenti..knapa mesti nunggu sakit baru mau berhenti *moga2 suami mau berhenti sebelum kena sakit*