New Look

Monday, April 6, 2009

Gimana, gimana..

new looknya bagus kan

seger kan

keliatan clink gitu

tapi linksnya ilang semua, ntar deh didaptar lagi


*gadis berkrukupan selimut mengetik2 dng pundak dan leher kaku*

haduuu

hm.
pingin nulis, tapi bingung nih, nulis apa ya?


~~~(-_-)

*berlalu*

My debut album cover

Thursday, March 12, 2009

PR dari Nita dan Fenty

1. Open http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Random/The first random wikipedia article you get is the name of your band.(alternatively, if the first article you hit is short, hit Random Article two more times.)
2. Open http://www.quotationspage.com/random.php3The last four or five words of the very last quote of the page is the title of your first album.
3. Open http://www.flickr.com/explore/interesting/7daysThird picture, no matter what it is, will be your album cover
4. Use photoshop/paint or similar to put it all together
5. Post it and TAG the friends you want to join in






1. dapet nama cedar park cemetery.. komplek pekuburan :D
2. quotenya panjang, aku ambil 4 kata terakhir : sleep with the earth (lumayan cucok sama cemeterynya ya)
3. dapet gambar bunga tulip yg udah di efek dari sononya
5. ga pake tag2an ya, tag yg di fb aja



Stop Merokok !

Sunday, January 25, 2009

Tadi pagi baca koran ttg hasil sidang Ijtima MUI, menghasilkan keputusan yg sudah ditunggu2 oleh banyak pihak di Indonesia: fatwa halal-haramkah merokok itu.

Hasilnya seperti saya kutip dari www.kompas.com adalah : dikhususkan haram hukumnya merokok untuk ibu-ibu hamil, anak-anak, di tempat umum, dan pengurus MUI.

Keputusan ini kok sepertinya nanggung amat, krn secara akal sehat, common sense saja, anak anak, remaja dan ibu hamil memang TIDAK BOLEH merokok. Juga, jadi perokok pasif (cuma menghirup asapnya) lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Padahal, kalau anak anak / remaja, mereka biasanya pertama2 cuma mencontoh lingkungannya, dalam lingkup yang lebih kecil adalah keluarga intinya. Dan pada umumnya, hal itu karena ada orang dewasa yg merokok dlm keluarga tersebut.

Jadi apa gunanya, dikeluarkan fatwa bahwa anak2 dan remaja haram merokok sementara orang dewasa (dan Ulama non-pengurus MUI hehehe) tetap saja merokok? Dalam ilmu parenting, cara melarang itu tidak efektif, akan lebih baik sebelum melarang berikanlah contoh yang baik terlebih dahulu

Bila dilihat kerugian yg ditimbulkan oleh merokok, jelas merugikan sekali. Tidak perlu aku daftar disini. Cuma yg aku lihat di pinggir jalan, banyak orang dewasa yg sudah begitu kecanduannya merokok, mampu beli sebungkus rokok (atau katakanlah 3 batang rokok) sehari, sementara anaknya dibiarkan makan nasi dan krupuk saja. FYI, sebatang rokok bisa untuk membeli sebutir telur, yg tentu akan jauh lebih bergizi daripada krupuk bagi anaknya.

Kalau alasan pertimbangan hajat hidup orang banyak, memang sih ini seperti makan buah simalakama. Satu sisi rokok amat merugikan kesehatan, tidak berguna (sama kayak bakar duit), sisi lain industri rokok adalah tempat banyak orang mencari pendapatan.

Tapi menurut saya masih banyak cara lain yang halal juga lebih bermanfaat dlm mencari pendapatan daripada bekerja di tempat pembuatan barang yg merusak kesehatan. Apalagi, setelah dikeluarkan fatwa haram tsb, logikanya yg bikin rokok brarti memproduksi barang haram dong.. duitnya jadi duit haram, tapi haram sebagian? nanti alasannya krn "rokok pabrikku nggak buat anak2 kok, dsb2" Gimana ngitungnya tuh? wah jadi mbulet.. hahaha

What do you think?

*btw, image diatas berasal dari Gulf Promoaction DDB, Dubai utk tema Second Hand Smoking / perokok pasif*

Ada anak hamil di sekolah?

Thursday, January 15, 2009

Membaca postingannya fenty ttg tetangganya yg MBA, padahal baru umur 17 (cewenya) dan 16 (cowonya), dan dikeluarkan dari sekolahnya, mau nggak mau mengungkit lagi pikiran lama ttg "ketidak-adilan" sekolah pada anak2 tsb.

Memang sih, aku juga ga setuju ttg anak2 yang hamil sebelum menikah (bahkan sebelum lulus sekolah !!) itu. Tapi kenapa sanksinya tidak mendidik seperti itu?


Tidak mendidik? tanyamu. Itu kan udah hukuman berat? Dikeluarkan dari sekolah?


Nggak, kataku. Itu hukuman yg tidak mendidik dan ringan ! Itu cuma cara sekolah menjaga mukanya aja. Lagian juga nggak ada efek jera dari hukuman itu.


Ringan dan tidak mendidik karena kalo dikeluarkan dr sekolah, toh gampang aja cari sekolah baru. Gampang aja memulai lembaran baru di sekolah baru. Toh temen2 baru, guru2 baru, tidak ada yg tau. Bisa saja berikutnya dia mengulangi perbuatannya itu lagi, malah (amit2) merasa lebih gampang dan berpengalaman; kalo hamil, aborsi aja daripada repot2..

Belom lagi, dari sisi si murid, mereka seharusnya berhak mendapatkan pendidikan walopun sedang hamil (utk yg perempuan), tapi kebanyakan katanya bakalan males sekolah lagi krn sdh kerepotan mengurus bayinya. Kalo gitu kasihan kan, masa depan berantakan.


Menurutku sih seharusnya mereka ga usah dikeluarkan dari sekolah. Tetap aja sekolah. Dng gitu hak utk mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi. Sementara, dari lingkungan sekolah mereka bakalan mendapat sanksi moral, ya digosipin, di pandang sebelah mata dll. Kejam memang, tapi ya itu rasanya bakal jadi hukuman yg setimpal. Dengan gitu malah akan ada efek jera bagi murid2 lainnya untuk tidak mengulangi hal yang sama.

Apakah ada kemungkinan murid lainnya tidak terpengaruh / cuek dng adanya murid hamil gitu? Lha yg di film Juno (baca: amrik yg udah sangat permisif) aja mereka masih rikuh pada anak hamil yg sekolah, apalagi di Indonesia bukan?
pic: from npr.org, Juno

Banjir dan Piano

Tuesday, January 13, 2009

Minggu lalu, rumahku kebanjiran. Cukup parah, sampe seluruh ruangan dalam rumah tergenang air lebih dari mata kaki (kira2 7 cm lah). Panik? Sure ! hehehehe...

Setelah panik berlalu (karena pasrah melihat seluruh rumah sudah kayak tambak) dan hujan berhenti, mulai deh kuras2 rumah. Acara ini makan waktu 2 hari, krn yg ngerjain ya cuma 1-2 orang aja *bikin punggung mau patah*

Kelar kuras2, waktu lagi duduk2 di ruang keluarga (ssaahhh... kayak ada ruangannya aja hehehe... tempat nonton tv gituu) tiba2 ada bunyi cukup keras " Dhoeeeeeng"... seperti senar putus. Dan, memang betul itu senar putus. Bukan senar gitar, tapi senar piano. Sepertinya krn terendam air banjir, ada bagian dalam piano yg lunak2 itu jadi nyunyut (apa ya bhs indonesianya?) sehingga senarnya lepas. Hueeeeee....


Dirumah memang ada upright piano, yang boleh dikata terlantar, karena hampir ga pernah dipake (kecuali oleh zia, cuma buat digebruk2 doang) dan pianonya udah ga bisa bunyi dng baik. Memang dulu pernah diperbaiki tapi habis itu rusak lagi. Kayaknya krn digigit tikus mulu. Lama2 kita menyerah juga memperbaiki abis biayanya itu lho ga kuwat. Tapi aduuh, denger senar putus tadi rasanya kok hatiku sedih banget gitu.


Jangan salah sangka, aku sih bukan pemain piano handal terpercaya *ahahak*... malah aku ini, rasanya diantara sodara2ku, aku yg paling ga punya bakat musik. Blas bladhas, nul puthul. Bisanya cuma ngapalin thok. Sayang ya ga bisa kayak Nodame yg bisa memainkan kembali suatu lagu hanya dng mendengar sekali aja.


Kalo aku suka satu lagu, biasanya aku minta diajarin ama mbakku yg jago main piano tuts per tuts, fingering per fingering, bar per bar, sampe lagunya selese karena aku ga bisa baca partitur *ckckck.. sabar juga ya mbak pipi.. aku sayaaang deh*

Dan karena seringnya aku diajarin cuma waktu ketemu aja (fyi dulu waktu masih gadis *hekekekek* saya tidak tinggal serumah sama dia) terpaksa aku harus bertungkus lumus membaca partitur, jadi ada buku partitur tebal dng lagu cukup panjang didepanku, sementara ada buku piano utk anak2 disampingnya (utk cari tau, oooh ini mencetnya disini dst dst). Cara yg primitip ini lumayan berhasil lho. Paling nggak ada bbrp lagu klasik populer yg aku bisa mainkan sesuka hati. Tapi yah krn jarang main, jadi lupa2 inget sekarang kalo main.


Dan krn insiden senar putus itu, aku kok jadi pengen main piano lagi, walopun lagunya itu2 aja sih, krn I always feel quite happy when I played the piano.

Tapi jadi mikir juga, biaya perbaikannya itu, hoooooo.... *keluh*