Top 10 NDS Games for Moms

Wednesday, July 16, 2008

Top 10 NDS games for mom (read: me, but might applied to you), in random order :


1. Cooking Mama (1 & 2). Games tentang masak masak secara step by step. Seru banget soalnya kamu juga harus nggerakin tanganmu (stylusmu lebih tepatnya), harus niup2 mic nya, sampe kalo main di tempat umum jadi aneh diliatin orang.

2. Paint for DS. Seperti program Paint di PC, berguna banget buat menghibur anak. Bisa ngajarin gambar, bisa ngajarin warna, bisa playback gambar pula !


3. Prof. Layton and The Curious Village. Game NDS paling asik, isinya full teka teki, cukup nyelekit di otak. Superb animation. Berguna utk mengasah otak dan menghilangkan kejenuhan.

4. Mario Kart. Fun racing with Mario, Yoshi, Peach or Bowser !!


5. Taiko no Tatsujin. Game menabuh gendang, dng lagu2 yg lucu2, suara2 gendang yg bervariasi (bahkan ada juga suara kentut)

6. Nodame Cantabile. Bagi penggemar Nodame, Chiaki, Mine, it's a must played game !! Kalo berhasil selesein lagu dapet bonus gbr2 artwork lho... (keciil siih tapi namanya juga fans)


7. Phoenix Wright Series + Appolo Justice. Game simulasi hukum... addictive banget !!! Tapi gak cocok buat yg mengharapkan game action.. Appolo Justice lebih advanced, semakin asik dng fasilitas forensic !!

8. Elite Beats / Ouendan. Game full music, just follow the Beat !!!!


9. Nintendogs. Have your own doggie !!! Feed him, Play with him, Walk him, Excercise, tapi ujung2nya digunakan sebagai alat pencari duit hahahaha... Asiknya bisa ngajarin trik untuk puppy dng suara kita sendiri !!

10. Digimon World DS. Addictive action game, melawan monster2 kiyut



ok, those are my favorites, what's yours?

8 things

Tuesday, June 24, 2008

Ga ada ide buat nulis di blog (iya, aku emang payah banget kalo hal tulis menulis. Selayaknya ga layak punya blog, krn hampir pasti bakalan abandoned, tapi dicoba aja terus), trus habis baca2 blognya temen, ngikutan ya pakdee..

8 Things that I am passionate about:
1. Learn new things
2. Tas (entah cuma liat, bikin atao beli)
3. Sepatu (liat, beli)
4. Cerita (baca, denger, liat di film)
5. Perkembangan zia
6. Renovasi (redecorating, rebuild)
7. Bikin furniture
8. Food (makan, bikin, beli)

8 books I have read recently:
1. The Kite Runner (currently reading)
2. Totto Chan, Gadis Kecil di Jendela
3. 69
4. Food of Love
5. Curhat Tita
6. BennyMice Talk about Hape
7. An Affair to Forget
8. C'est la Vie

8 Songs that I could listen to over and over again:
1. Soundtracksnya Love Actually
2. Soundtracksnya Talented Mr Ripley
3. All songs from Toto's Ballad Album
(rasanya 3 album dah lebih dr 8 lagu kan)

8 Things I say often:
1. Heh?
2. Ya Sayang
3. Huuu
4. Ziaaaaa
5. Jangan - (yah beginilah jadi ibu.. padahal katanya gak boleh sering2 bilang jangan)
6. Apatu?
7. Ooo
8. Iya ta?

Manekin Neko

Monday, June 23, 2008

Setelah bertahun2 aku mengamati, akhirnya aku berani menarik kesimpulan (yaa cuma general conclusion sih) bahwa aku itu ternyata punya aura2 Manekin Neko lho. Itu tuh, patung kucing yg tangannya bisa awe awe, yg biasanya dipasang di toko, konon bisa mengundang keberuntungan datang. Kalo yg naik kaki kanan, artinya mengundang duit buat datang, kalo yg naik kaki kiri, artinya mengundang orang datang.

Bukti menunjukkan, dari sekian banyak kunjungan ke toko2, hampir 80% lah, toko yg tadinya sepi bakalan ramai dikunjungi setelah aku beredar di dalam toko itu. Segala macem toko lho, mulai toko kue, toko kain, toko buku, atau di pasar sekalipun. Gak tau kenapa yha, mungkin krn aura itu, atau mungkin juga cuma krn mukaku yg biasanya mupeng banget kalo lagi di toko heheheh .... Sampai ada ide sih, ada ga ya yg mau menyewaku buat mampir ke toko, sebagai penglaris gitu lho.. hehehehe.

Cara kerjanya mirip2 "muse" para desainer terkemuka. Katanya sih, para desainer terkemuka seperti Valentino, Marc Jacobs etc itu punya "muse", yaitu orang yang dijadikan inspirasi rancangan2 pakaian mereka. Enak banget sih, cuma disuruh duduk2, berdiri2, diliatin, eh dibayar dng baju2 mahal.. tentunya mereka juga terikat kontrak cuma boleh pake baju rancangan tertentu aja.

Balik ke masalah manekin neko tadi, seandainya menjalin kontrak dng sebuah toko, maka aku akan mengunjungi toko tsb bbrp kali dalam sehari. Cukup dibayar produk gratis atau apa kek.. Sounds great, tapi kelemahannya hanya satu, keefektifannya diragukan, ga 100% sih hehehehe....

Ada yg mau coba? (but I don't want to wear any manekineko costumes)

Anjing Vs Kucing

Thursday, May 29, 2008

Kenapa ada pepatah seperti anjing dan kucing kalau ada orang yg selalu bertengkar? Anjing dan kucing (biasanya) nggak pernah akur, salah satu lewat aja udah saling mengganggu.
Kemaren bemby ngobrol2 ttg masalah ini, intinya adalah ada miskomunikasi antara anjing dan kucing. Body languagenya itu lho yg bermasalah, soalnya kalo suaranya jelas beda, satunya guk guk guk, satunya meooow meow

Anjing kalau gembira, ekornya akan naik keatas dan dikibas2kan. Smentara kucing kalau ngajak berantem ekornya juga naik keatas, dan dikibas2 kan juga walaupun pelan. Gak heran kalo mereka ketemu selalu galak2an, krn mungkin aja si anjing ngajak main, tapi kucingnya nganggap kalo itu tantangan berantem.

Ada gerakan lainnya juga sih, tapi aku lupa hehehe. Tapi point yg penting ya yg itu tadi.

Ternyata miskomunikasi juga ada pada binatang ya...

Superheroes Tidbits

Tuesday, May 13, 2008

Analisa singkat hubungan antara perekonomian para superheroes dengan tiny tidbits about them.




Oh iya, saya mah nggak ngefans2 banget ama superhero2 amerika, jadi kalo ada kesalahan mohon diralat dng fasilitas comment, ntar saya updet. Sample dibatasi pada Superman, Batman, Spiderman dan Iron Man

1. Real Identity Exposure
Sejauh ini yg saya tau mau membuka real identitynya ke khalayak adalah Tony Stark as Iron Man (yeeah.. itu juga krn baru nonton filmnya). Lainnya, sperti Superman, Batman, Spiderman, Flash, kok kayaknya nggak.
Analisa: hal ini berkaitan erat dengan perekonomian dan kepribadian manusia super itu sendiri. Tony Stark, dia kaya raya, flamboyan. Dan diungkapkanlah identitasnya didepan pers, mungkin karena dia nggak perlu menyembunyikan identitas untuk cari duit, juga untuk memuaskan ego nya.
Clark Kent dan Peter Parker adalah karyawan biasa, dan kebanyakan hidup dng lebih dikenal orang lain sebagai org yang cukup nerdy, dorky. Jelas2 menghindari terbukanya identitasnya, karena masih perlu mencari uang utk hidup. I'm not sure whether those superheroes need to eat anyway, tapi paling nggak itu untuk bayar tagihan2.
Tetapi Bruce Wayne, walaupun kaya raya tidak mau membuka identitasnya, mungkin krn kepribadiannya cukup tertutup walaupun untuk konsumsi publik ia memamerkan kepribadian flamboyan.

2. Sumber Kekuatan
Ada dua jenis, kekuatan dari dalam dan kekuatan buatan. Kecenderungannya, superhero berekonomi menengah memiliki kekuatan dari dalam baik karena pengaruh luar (seperti digigit laba2) atau karena memang bawaan orok seperti superman.
Sedang superhero yang makmur "menciptakan" kekuatannya. Menciptakan yang dimaksud disini adalah dengan bantuan alat2 mekanis dan tentunya harus didukung resource tak terbatas, seperti pada Batman dan Ironman.

3. Ceweknya
Kebanyakan superhero jatuh cinta pada orang yang sudah dekat dengannya dikehidupan sehari2, dengan alasan klise mereka adalah orang2 yang dapat menerima diri superheroes itu apa adanya. Seperti di dunia nyata, disini perekonomian kurang berperan penting. Cinta gituloh..

4. Kostum
Superhero yang hidup dari gaji sebagai karyawan memutuskan memakai kostumnya dirangkap dengan pakaian ngantornya. Kenapa? Ya karena keadaan emergency kan bisa sewaktu2, mungkin waktu mereka lagi meeting etc, jadi ga usah repot2 pulang kerumah ganti kostum. (catatan dikit yg OOT: superhero yg tidak merangkap bajunya dan ditunjukkan proses ganti bajunya setau saya adalah Special Guards of Duckleon (created by CLAMP) .. mereka ganti baju di semak2, dan meninggalkan baju aslinya terlipat rapi. Eh ada juga Angel Pair (created by Ringo Hijiri) yang ditunjukkan pake topengnya segala).
Sedang superhero kaya, mereka punya markas khusus dimana disitu disimpan kostum dan gadgetnya.

5. Senjata
Superhero kaya mempunyai senjata bermacam2, karena kekuatan mereka bikinan sendiri. Kekuatan fisik mereka diperoleh dari latihan fisik tapi bukan berarti super. Masih butuh senjata untuk melawan musuh. Sedang superhero biasa tidak pake senjata macem2, krn kekuatan mereka sudah built in.

Thomas Ripley

Thursday, April 3, 2008

Pernah dong nonton The Talented Mr. Ripley?
Film ini berdasarkan novel karangan Patricia Highsmith. Selama ini saya baru nonton 2 seri Ripley ini. Yg pertama ya yg tadi saya sebut (besutan tahun 1999), dan yg kedua adalah Ripley's Game (2002). Ternyata ada yg baru, Ripley Underground (2005), yg kebetulan sempet ditayangkan di tv langganan. Disini saya nggak akan membahas filmnya (ataupun bukunya, krn saya belom pernah baca bukunya) tetapi lebih pada evolusi kepribadian Ripley berdasarkan 3 film tadi.
Kisah berkisar pada kehidupan Thomas Ripley. Mr. Ripley ini luar biasa berbakat, dia pandai menirukan suara orang lain, pandai main piano (padahal saat itu dia hanya jadi penunggu toilet di sebuah gedung kesenian dimana sering diadakan resital piano), tertarik dan berbakat dng hal2 sejarah, arts, musik, dan lain sebagainya. Pokoknya jenius.

Dan sesuai dengan hukum alam, selalu ada keseimbangan di alam ini. Mr. Ripley yang jenius ini mempunyai kekurangan. Consciencenya. Dia kurang (atau bahkan tidak) memiliki conscience dan mudah memainkan conscience orang lain, melalui segala mind games dan tipu daya terhadap pikiran orang lain. Oh iya, mau sedikit ngelantur nih, saya pernah baca * atau nonton ya?* sedikit mengenai conscience ini, artinya adalah kesadaran untuk membedakan antara yg baik - benar, moral - imoral, etis - ga etis etc. Kalau bahasa inggrisnya dipisah menjadi con dan science, berarti lawan dari ilmu.. apa ini berarti segala yg menuntut kesadaran selalu berlawanan dengan keilmiahan, ataukah segala keilmiahan selalu membuang jauh2 kesadaran?

Back to topic, Ripley kayaknya ga mengalami masalah saat ia harus melakukan sesuatu kejahatan, tapi gak membuat dia menjadi kriminal klise yang selalu jahat sampai ke tulang seperti di sinetron indonesia atau kriminal flamboyan seperti di film2 mafia.

Ripley adalah seseorang yg pertama2nya canggung, quite unfit di societynya, tetapi lantaran ia gemar belajar, ia bisa membentuk kepribadiannya menjadi seseorang yang charming, berkharisma, walaupun tidak terlalu menonjol (mungkin malah menghindari terlalu menonjol agar tidak gampang diperhatikan).

Di film pertama, The Talented Mr Ripley (diperankan oleh Matt Damon), Ripley hanyalah anak miskin yang canggung. Rasa2nya ia sudah memiliki sifat kriminal dari lahir, tapi baru muncul waktu dia dewasa. Dipicu saat ia tidak sengaja membunuh teman barunya, anak seorang konglomerat di Amerika. Memanfaatkan identitas temannya, termasuk memalsukan suara, memalsukan surat dll, Ripley menikmati uang, kemewahan dan gaya hidup yg selalu ia impikan selama ini. Tetapi serapi2nya membungkus bangkai akan tercium baunya, begitulah inti sisa cerita di film ini. Kejar2an antara Ripley dan polisi.


Di film ketiga (tetapi kalau dilihat2 timelinenya lebih cocok setelah film pertama), Ripley Underground (diperankan oleh Barry Pepper), kepribadiannya sudah berkembang. Ia telah menikmati hidup lumayan, dengan lingkungan pergaulan seniman, lebih luwes, lebih percaya diri, tetap berkharisma dan charming, dan tampaknya telah lebih ahli menggunakan bakat2nya itu untuk melakukan serangkaian penipuan kartu kredit, cek dsb.
Di film ini ia membantu teman2nya untuk mengambil keuntungan atas kematian salah seorang teman mereka, seorang pelukis yang meninggal karena kecelakaan tepat dimasa yang krusial, dimasa saat ia baru naik daun. Ternyata, anggapan awam bahwa lukisan akan mahal jika pelukisnya meninggal adalah nggak benar. Jika ia belum dikenal, semua lukisannya hanya akan jadi sampah belaka. Disini tampak keahlian Ripley dalam bidang teater, ia sempat memalsu menjadi sang pelukis tersebut. Ia juga membujuk temannya untuk memalsu lukisan si pelukis naas tersebut.

Di film ini juga mulai jelas bagaimana Ripley mendapatkan kekayaannya yang tampak di film ke dua, Ripley's Game. Selain dengan profesinya sebagai makelar barang seni palsu (di film Ripley Underground ini temannya lah si makelar tetapi di Ripley's Game ia yang melakukan), ternyata ia menikahi seorang anak tuan tanah kaya raya.
Yang menarik, istrinya ini (Heloise) tahu segala sepak terjang Ripley, dan ia mendukungnya, bahkan melindunginya dari kecurigaan polisi, karena walaupun penampakannya bener2 seorang Lady yang berkelas tetapi ia menginginkan excitement yang mampu diberikan oleh Ripley (yah siapa sih yg nggak excited kalau pacarnya dicurigai polisi berkali2, mengetahui pacarnya mengubur seseorang di halaman rumahnya hehehe). Dan kayaknya Ripley berhasil membuka sifat terpendam Heloise, yang rada2 evil juga.


Di Ripley's Game (diperankan oleh John Malkovich), tampak Ripley sudah lebih tua (Heloise tidak ada di film ini, digambarkan ia pacaran dng seorang pemain hapsichord), dan telah menjadi seorang kaya raya. Ia membatasi pergaulannya dan cenderung introvert, tapi juga terlihat lebih licik, licin dan hmm.. how to put it.. jahat? Ahh, Malkovich emang paling cocok jadi orang licik nan jahat begini. Dan kegemarannya diumbar disini: memainkan conscience.
Kali ini ia membujuk orang baik2 untuk menjadi seorang pembunuh bayaran. Dipilihnya orang yang memenuhi syarat: sekarat sakit kanker dengan istri dan anak yang masih kecil. Dijanjikannya bayaran yang besar, yang cukup menghidupi anak istrinya bila ia meninggal nanti.
Tampaknya rencana yang sempurna bukan? Yah tapi namanya juga film.. ga seru kalo lancar2 saja.

All in all, karakter Ripley ini memang menarik banget menurut saya. Kriminal yang abu2, nggak terlalu baik, nggak terlalu jahat kalo dilihat dari sudut tertentu, licik, jenius, charming dan berbakat. Saya membayangkan membaca bukunya pasti lebih nikmat daripada menonton filmnya.

Penerbit buku di Indonesia, ada yg mau menerbitkan?

Comfort Zone

Monday, March 24, 2008

Pernah gak baca teori ini:
"Orang yang sukses/berani/etc adalah orang yang berani meninggalkan comfort zonenya untuk titik2 (sesuaikan dengan konteks sukses/berani/etc itu tadi)"

Teori itu buat saya rasanya agak paradoks deh. Ceritanya gini nih, kebetulah aku udah pernah nyoba sih. Tapi mungkin ada yg salah dalam pelaksanaannya, soalnya rasanya it didn't make me better. Malah bikin bingung, resah, gelisah.. tak bisa makan, tak bisa tidur *mulai meracauuu*

Awalnya, saya meninggalkan comfort zone saya untuk keluar kerja buat jadi full time mom, krn baru punya anak. Idealnya kan ibunya yg memberi pendidikan pertama buat si anak, memberi landasan2 moral etc dan etc itu. Anak memang jadi prioritas utama saya.
Tapi, lama2 kok ada rasa jenuh, bosan, krn di rumah terus itu. Mau berkegiatan masih belom bisa krn selalu digangguin anak (apalagi sebelumnya kerjaan saya bener2 harus didepan komputer ga bisa disambil2 dan parahnya kadang2 harus sesuai mood juga).
Ini tak pelak jadi comfort zone juga buat saya, lha enak kan, dirumah sama anak seharian, ga usah stress ngurusin kerjaan, ga usah makan hati menghadapi boss yg "nyengiti", ga kecapekan waktu pulang kantor. Bener2 nyaman hehehe...

Nah lalu kembalilah ke teori diatas tadi. Kalau sudah keenakan gini, sepertinya sudah waktunya bergerak dari comfort zone itu tadi.. bekerja lagi? Kalau sudah begini rasanya jadi mbulet bukan? Kerja - rumah - kerja - rumah - dst.

Sebenernya sih jalan keluarnya ada dan itu termasuk cita2 saya, iya, mau kerja lagi, tapi kerja dari rumah, yg lebih ke wirausaha ketimbang jadi payrollmen (emang ada gitu, kerja gaji bulanan dari rumah? Ada lho.. contohnya saya dulu hehehe). Inspirasi sih banyak tapi belom ada keberanian nih buat memulai. Dasar Pengecut !! gitu maki2 hati saya. Tapi gimana yah... masih merasa comfortable nih ...

Heuuuhhh...